Postingan

  Pengembangan Karakter Profil Pelajar Pancasila   Menurut UU Sisdiknas pasal 3, bahwa pendidikan nasional memiliki fungsi untuk   “mengembangkan kemampuan d a n   mem b e n t uk  wa t a k ”,   a t a u   k o m p e t e nsi   d a n  k a r a kt e r . Pengembangan karakter  dan membentuk watak salah satunya dengan cara mengembangkan karakter pancasila dimana pengembangan  karakter pancasila tersebut menurut   U c hro w i   ( 2013)     laksana sebuah  S pi r a l atau menyebutknya spiral   K a r a kt e r . Pengembangan karakter yang dimulai dari  k e y a k i n a n ( b e l ie f),  lalu tumbuh  k e s a d a r a n   ( a w a r e n e s s ) , untuk menentukan  s i k a p   ( att i tud e )  a t a u   p a n da n g a n   h i d u p, dan pada akhirnya melakukan suatu  t i n da k a n / p e r b ua t a n   ( act i o n ) begitu seterusnya kembali pada keyakinan dan seterrusnya. Tahap- tahap perkembangan tersebut dibagi menjadi 4 tahapan dan 1 elemen dasar sebagai pondasi perkembangan.   Dimensi perke

Karateristik Budaya Dalam Interaksi sosial

Pembentukan Karakterik Budaya dalam Interaksi Sosial Budaya memiliki empat karakteristik umum yang ada dalam setiap kebudayaan. Salah satu aspek penting dari budaya adalah simbol. Budaya selalu bersifat simbolik. Budaya juga tidak pernah hanya dimiliki oleh individu perorangan. Budaya selalu dikonstruksi secara bersama-sama oleh masyarakat. Ada masa ketika suatu praktik budaya bertahan melalui proses sosialisasi, tetapi pada saat lain budaya juga pasti akan mengalami perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. 1. Berbasis pada Simbol[1] Ekspresi kebudayaan selalu berupa ekspresi simbolik karena yang penting dari budaya itu bukan ekspresinya tapi makna yang terkandung dalam ekspresi budaya. Sisi penting dari simbol adalah makna yang ditunjuk oleh simbol itu, bukan simbol itu sendiri. Interaksi budaya adalah aktifitas saling memahami makna simbol-simbol yang dipertukarkan dalam proses interaksi sosial. Simbol-simbol itu dikembangkan dan

Jurus Cepat Usir Virus Corona

Jurus Cepat Usir Virus Corona Berdasarkan kabar yang beredar Indonesia akan mengubah cara menghindari atau melawan virus corona,   mengingat dengan diterapkan cara lockdown dan PSBB atau istilah -istlah lain tidak berhasil dilakukan di Indonesia.   Mungkinkah jika dilakukan “Herd Immunity” di indonesia akan berhasil? Jadi apa itu herd immunity? Herd immunity mengacu pada situasi dimana cukup banyak orang dalam suatu populasi yang memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dapat secara effektif menghentikan penyebaran penyakit itu, Aljazeera (20/3/2020). Lalu bagaimana herd immunity diterapkan? Singkatnya ada dua cara untuk menerapkan herd immunity yaitu pertama , dengan vaksin (namun vaksin corona belum ada)   dan kedua, dengan membiarkan 70 % populasi terinfeksi virus sehinga akan mendapatkan kekebalan antibody secara alami. Dari kedua kemungkinan tersebut hanya opsi kedua yang dapat diterapkan di Indonesia, yang pada akhirnya penduduk akan secara disengaja untuk terinfek

Seminar Pekan Pendidikan PBG Kudus 2 Mei 2019

Menghadapi Tantangan di Era Pendidikan 4.0 Dan Menjadi Guru Profesional di Era Digital Culture ” Era revolusi industri 4.0 membawa  dampak positif dan negatif  pada dunia pendidikan. Era revolusi industri 4.0 atau disebut era disruption adalah era yang perlu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan pendidikan yang semakin kompleks dalam menghadapi permasalahan. Cepatnya pergerakan TIK dapat diamati secara jelas pada bidang bisnis, ekonomi dan juga pemerintahan dengan munculnya konsep dan aplikasi contohnya berupa e-goverment, e- commerce, e-community. Fenomena tersebut telah menggeser metode konvensional menjadi era digital yang memiliki dampak terhadap kehidupan, diantaranya: (1) bergesernya layanan konvensional  menjadi online; (2) menurunnya perusahaan ritel besar serta banyak digantikan oleh sistem online; (3) terbukanya kerjasama personal dengan sesama pengguna internet tanpa  batas negara; (4) adanya pergeseran sosial dalam pergaulan  masyarakat (phone snubbing) yaitu tindakan

Perkembangan edukasi

Perkembangan Sistem pendidikan di Indonesia  mempraktekkan  pembelajaran dari Tahap Education 1.0 (Pedagogy: pembelajaran yang dikhususkan utk anak kecil/children’s learning); yang sepenuhnya blm dapat  memahami proses transformasi menuju  Tahap Education 2.0 (Andragogy: pembelajaran untuk  orang dewasa/adults learning) dan Education 3.0 (Andragogy: pembelajaran orang dewasa yang menggunakan mobile learning) sekarang sdg di cobakan untuk langsung mencoba bergerak membahas Education 4.0 (Heutagogy: Self-determined learning) karena mau tidak mau saat ini dunia telah memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Maka pembelajaranpun  berbasis learning 4.0. Saya mencobakan utk mengikuti lompatan tersebut dan akan di ujicobakan pada siswa saya... Dan hasilnya baru setengah jalan sdh cukup baik.  Bagaimana plan learning 4.0. Utk siswa anda ? Coming soon workshop Pbg Kudus di pertengahan tahun 2019 Eni Kuswati Subana

Virtual Reality in era society 5.0 learning

VR dan manfaatnyaa.. Perangkat VR ber headset berbentuk seperti kacamata selam, namun dengan lensa tertutup. Bagian yang seperti kacamata selam ini dinamakan sebagai VR box, yang merupakan tempat untuk meletakkan smartphone yang berfungsi memproyeksikan gambar virtual. VR yang menggunakan smartphone ini merupakan perangkat VR versi standar. Versi lain yang lebih tinggi adalah VR headset yang sudah menggunakan teknologi canggih, di dalamnya bukan lagi menggunakan smartphone, melainkan sudah terdapat sebuah layar yang menampilkan video dan gambar virtual reality yang juga bisa terhubung dengan komputer menggunakan bluetooth. Juga dilengkapi dengan headphone untuk menambah efek suara, serta perangkat di bagian tangan (joystick) yang tersambung dengan VR headset untuk lebih menambah interaksi  pengguna yang dapat merasakan sendiri bahwa realitas di sekelilingnya menghilang dan berganti masuk ke dalam dunia virtual. VR Op Menghasilkan gambar tiga dimensi yang membuat pengguna seolah meras

Heutagogy ( self determined learning)

"Bukan ilmu yang harus datang kepadamu, tapi engkaulah yang seharusnya datang menjemput ilmu." Fenomena yang terjadi banyak sekali dalam kegiatan seperti seminar. Workshop dan  jenis diklat lainnya tentang pebelajaran era 4.0  namun Konsekuensi logis TIDAK ADA satu kata antara konsep (teori) dan praktek (aksi nyata). Membicarakan tentang pendidikan modern TETAPI tetap kembali mempraktekkan pendidikan manual based. Padahal di era pembelajaran saat ini sudah tdk lagi pembelajar aktif mentransfer  ilmu pada  pebelajar tetapi sebaliknya.  Walaupun pendekatan  pembelajaran untuk jenjang dasar  dan menengah adalah pedagogik dan andragogik namun saat ini perlu di kenalkan pendekatan  Heutagogi. Hetagogyk  menawarkan kolaborasi aktif (double hands) untuk menentukan pembelajaran, meliputi konten apa yang tepat untuk dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya dan bagaimana bentuk penilaian yang akan digunakan untuk membuktikan bahwa suatu kompetensi baik pengetahuan maupun keterampila