IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI METODE PEER LESSONS PADA MATA PELAJARAN IPS
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI METODE PEER LESSONS PADA MATA PELAJARAN IPS
Eni Kuswati
enikuswati_smp2kudus@yahoo.co.id
; enikuswati.123456@gmail,com
ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Perencanaan, Pelaksanaan yang
meliputi (strategi, metode, materi, media, dan penilaian), mengevaluasi, mengidentifikasi kendala dan solusi mengatasi kendala serta
mengetahui hasil yang dicapai dalam pembelajaran
IPS melalui metode Peer Lessons. Proses
pelaksanaan pembelajaran terjadi di kelas VIII Smp 2 Kudus. Informan yang diwawancarai dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru
mata pelajaran IPS, dan peserta didik. Dokumen
yang diteliti adalah dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
IPS. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif
yang meliputi reduksi data, sajian data,
dan penarikan simpulan /verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran menggunakan metode peer lessons adalah mampu mengaktifkan peserta didik dalam
belajar, mampu membuat media sendiri untuk presentasi, mampu memaparkan materi kepada
temannya sendiri dengan baik dan mampu
mengungkapkan pendapatnya. Hasil lebih luas yang dicapai dari pembelajaran
menggunakan metode peer lessons adalah peserta didik mampu memperoleh berbagai
kejuaraan dalam setiap event lomba dan memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan.
Kata kunci: Pembelajaran Inovatif, Peer Lessons, aktif, konstruktivisme
Abstract. This study
aimed to describe the planning, implementation covering (strategies, methods,
materials, media, and assessment), evaluate, identify barriers and solutions to
overcome obstacles and to find out the results achieved in the social studies
learning through Peer Lessons methods. In
the learning process of the implementation is happening at
class VIII Smp 2 kudus.
Informants were interviewed in this study is the principal, subject
teachers, social studies teachers, and learners. Documents studied were
documents relating to the implementation of social studies learning. The data
was analyzed by using the interactive model that includes data reduction, data
presentation, and conclusion drawing / verification. Based on this research,
peer lessons method
learning is
able to activate the learners in learning, able to make self
-media for presentation, able to explain to his own material
well and is able to express his opinion. Broader results achieved from using
peer lessons learning is that students are able to obtain
various race championships in every event and obtain maximum results and
satisfying.
Keywords:
Innovative Learning, Peer Lessons, active, constructivism
PENDAHULUAN
Pembelajaran
saat ini adalah pembelajaran yang cenderung menerapkan
pembelajaran konstruktivistik. Namun, kebanyakan praktisi pendidikan menganggap
bahwa makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai penerimaan
informasi dari sumber informasi yaitu guru dan buku pelajaran, akibatnya guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai
kegiatan mentransfer informasi dari guru
ke peserta didik. Makna belajar seperti ini tidak sesuai dengan paham
konstruktivisme yang dianut saat ini. Pergeseran pola berpikir tersebut berimplikasi
pada penetapan tatanan tertentu dalam pembelajaran terutama sejak dilaksanakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran pendidikan (KTSP). Tatanan tertentu yang
menjadi fokus pembelajaran mendasarkan diri pada hakikat tuntutan perkembangan
IPTEK. Beberapa kecenderungan tersebut, antara lain : (1) penempatan empat
pilar pendidikan UNESCO : Learning to
know, learning to do, learning to be dan learning to life together, (2)
kecenderungan bergesernya orientasi pembelajaran dari teacher centered menuju student
centered, (3) kecenderungan pergeseran dari content based curriculum menuju competency based curriculum, (4)
perubahan teori pembelajaran dan assesment dari
model behavioristik menuju model konstruktivistik dan (5) perubahan
pendekatan teoritis menuju kontekstual.
Latar belakang dalam penelitian ini adalah Pada kegiatan pembelajaran yang
harus dilakukan guru adalah bagaimana guru dapat menyampaikan pelajaran
secara efektif, menyenangkan, menarik perhatian peserta didik dan pembelajaran
bertumpu pada peserta didik (student
centered). Untuk itu pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan misi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Salah satu metode yang dapat mengubah pola pikir peserta didik adalah Model pembelajaran inovatif
dengan menggunakan Metode peer
lessons sama juga dengan mengajar sesama teman. Metode
ini digunakan karena akan mendorong guru dan peserta didik
melaksanakan praktik pembelajaran secara aktif dan kreatif sehingga dapat diharapkan tercapainya keberhasilan dalam
pembelajaran. SMP 2 Kudus merupakan Sekolah Menengah Pertama yang memiliki atau
meraih berbagai prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik, seperti menjuarai OSN (Olimpiade Science National) IPS, LCC (Lomba Cerdas
Cermat), Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR) IPS, oleh karena itu penulis tertarik
untuk mengkaji pembelajaran di Smp 2 Kudus.
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan (1) perencanaan
pembelajaran IPS melalui metode peer
lessons khususnya pembelajaran pada
kompetensi dasar Mendeskripsikan
kondisi fisik wilayah dan penduduk. (2) Pelaksanaan
pembelajaan IPS melalui Metode Peer
Lessons yang dilakukan oleh guru
meliputi (strategi, metode, materi, media, dan penilaian). (3) evaluasi hasil dari penggunaan metode peer lessons, (4) kendala-kendala dan solusi untuk
mengatasi kendala yang
di hadapi oleh guru
dalam pembelajaan IPS melalui
metode peer lessons,
dan (5) Hasil yang dicapai
peserta didik melalui metode peer lessons. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi pihak-pihak terkait terutama bagi pelaksanaan pendidikan di lapangan
maupun penentu kebijakan.
Keberhasilan
belajar peserta didik disekolah sangat tergantung kepada model pembelajaran yang dipilih oleh guru,
faktor lain yang tidak bisa diabaikan dalam pembelajaran adalah melibatkan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di
dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material atau
perangkat pembelajaran termasuk didalammnya buku-buku, film-film, tipe-tipe,
program-program media Komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).
Setiap model mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu
peserta didik untuk mencapai berbagai tujuan. (Joyce and Weil (1992)
Model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk
tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem
pengelolaannya. Arend
(1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting.
Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan,
strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai
sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di
kelas, atau praktik mengawasi peserta didik.
Model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman)
belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain,
model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat
berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis.
Suatu model pembelajaran akan memuat antara
lain: (a) deskripsi lingkungan belajar, (b) pendekatan, metode,
teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi pembelajaran
(kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran. Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered, artinya pembelajaran yang lebih memberikan
peluang kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self directed) dan di mediasi oleh teman
sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik, dalam
teori konstruktivistik adalah bahwa proses pembelajaran peserta didiklah yang
harus mendapatkan penekanan. Peserta didiklah yang harus aktif mengembangkan
pengetahuannya sendiri, bukan guru atau orang lain. Peserta didik yang harus
bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar peserta didik
secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan akan membantu peserta
didik untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif
peserta didik. Alasan menggunakan
metode peer lessons karena Peer
Lessons adalah sebuah
strategi yang mengembangkan Peer Teaching
dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar pada
peserta didik sebagai anggota kelas (Mel Silberman, 2007). Banyak penelitian
menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya
(Peer Teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh
guru (Anita Lie, 2007). Sedangkan menurut Zaini, (2008) pengertian peer lessons adalah yang mengajarnya
dengan teman sebaya atau sesama teman. Peer
lessons adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang
dimaksudkan dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu jadi siswa itu berlatih
memegang peranan sebagai orang lain
(Roestiyah, 2007). Jadi Peer Lessons merupakan Metode pembelajaran yang merupakan
bagian dari model pembelajaran aktif dan inovatif. Ini berarti metode Peer
Lessons merupakan metode belajar dengan menggunakan suatu
pendekatan dimana seorang peserta didik menjelaskan suatu materi kepada teman
lainnya yang rata-rata usianya sebaya, dimana peserta didik yang menjelaskan
ini memiliki pengetahuan yang lebih dibanding teman yang lainnya.
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti: Geogafi, sejarah, sosiologi,
ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena-fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial. IPS merupakan bagian
dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu
sosial: Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Politik, Antropologi, Filsafat dan
Psikologi Sosial (Trianto,2007). Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan berbagai
studi yang mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektifitas layanan dan
pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan, maka Dalam pembelajaran IPS perlu dikembangkan
Pembelajaran IPS terpadu. Dengan pembelajaran IPS terpadu diharapkan peserta
didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari
secara holistik, bermakna, otentik dan aktif. Pengalaman belajar dari
pembelajaran IPS terpadu lebih menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari
dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga
sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Dari
Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu pengetahuan Sosial yang
diberlakukan di SMP/ MTs merupakan integrasi
atau gabungan dari unsur-unsur Ilmu-ilmu sosial seperti Ekonomi, Geografi,
Sejarah dan sosiologi.
METODE PENELITIAN
Bentuk
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian purposive
sampling yang mengambil lokasi di SMP 2 KUDUS. Sumber data diperoleh
dari tempat dan peristiwa, informan, dan
dokumen. Tempat dan peristiwa adalah proses pelaksanaan pembelajaran yang
terjadi di kelas . informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru
mata pelajaran IPS, dan peserta didik.
Dokumen yang diteliti
adalah dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran IPS, kemudian data-data
tersebut dianalisis dengan menggunakan model analisis interaktif yang
meliputi reduksi data, sajian data, dan
penarikan simpulan /verifikasi.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut.: Pertama, Mulyasa (2008: 4-5) mengemukakan bahwa KTSP menuntut untuk guru
membuktikan ke perofesionalannya. Guru dituntut untuk mampu mengembangkan RPP
berdasarkan kompetensi dasar yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta
didik. Guru harus mampu menggali potensi diri pesera didik, kemauan dan keaktifan peserta didik
sehingga mampu mencari dan menemukan makna dari apa yang akan dipelajari. Tugas
guru bukan hanya mencurahkan dan mentransfer ilmu kepada peserta didik dengan
berbagai ilmu pengetahuan saja, tetapi guru berfungsi sebagai motivator,
mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru harus mampu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran yang tidak saja baik tetapi juga mampu memberikan keleluasaan dan
ruang gerak pada pseseta didik untuk mencari, membangun, membentuk
mengaplikasikan serta mengembangkan ilmu, pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehati-hari. Perangkat perencanaan pembelajaran mata
pelajaran IPS dalam KTSP, bisa berwujud beberapa macam antara lain : Program
Tahunan, Program semester, silabus, RPP, penilaian dan program remedial.
Berdasarkan temuan hasil
wawancara maupun analisis dokumen yang ada dapat diketahui bahwa sistem
penyusunan program pembelajaran di SMP 2 kudus, perencanaan
pembelajaran yang dibuat guru sudah sesuai acuan yang ada dalam kurikulum.
Berdasarkan
analisis dokumen yang dibuat guru
tentang program tahunan mata pelajaran IPS dapat dinilai bahwa guru IPS Smp 2 Kudus
cukup mampu menyusun prota, promes, silabus dan RPP sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah tetapi
sistematika disesuaikan dengan pendekatan CTL yang ditetapkan oleh smp 2 kudus.
Hal tersebut sesuai dengan pola Prosedur Pengembangan System
Instruksional (PPSI) bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar meliputi: Merumuskan tujuan Instruksional, menguraikan deskriptif satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih
berbagai media dan sumber belajar, menyusun instrument untuk nilai penguasaan tujuan. Perencanaan
pembelajaran yang disusun guru, meliputi : 1) Prota, 2)
Promes, 3) silabus, dan 4) RPP dapat diketahui bahwa guru cukup
menguasai cara-cara penyusunan perencanaan pembelajaran. Guru telah mencoba menyusunnya sesuai dengan sistematika yang
dianjurkan dengan melihat pada situasi dan kondisi disekolah. Strategi, metode, materi, media pembelajaran dan penilaian yang direncanakan guru disesuaikan dengan kemampuan dan ketersediaan
di sekolah tempatnya mengajar.
Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (2008:250) dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa komponen
terkait yaitu Strategi Pembelajaran, metode pembelajaran,
materi pembelajaran, media
pembelajaran dan penilaian pembelajaran IPS. Dengan menggunakan strategi pembelajaran dengan
metode peer lessons dapat
meningkatkan aktifitas dan meningkatkan hasil belajar peserta didik yang lebih
baik.
Kedua, Pelaksanaan
pembelajaran, guru dan peserta didik adalah dua individu yang saling
berinteraksi dan memiliki hubungan timbal balik antara yang satu dengan
lainnya. Guru adalah pelaksanan dalam pembelajaran. Namun demikian kegiatan
pokok dalam pembelajaran terletak pada peserta didik, yaitu kegiatan belajar.
Kegiatan mengajar guru adalah sekunder. Guru harus dapat memainkan peranannya
dengan baik untuk menumbuhkan semangat
peserta didik dalam mempelajari IPS.
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPS yang dilaksanakan guru
sudah mengarah pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik yang mengacu pada belajar konstruktivismme peserta
didik. Kegiatan pembelajaran lebih banyak di
dominasi oleh peserta didik dari
pada guru. Kegiatan pembelajaran yang sudah
mengarah pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
yang mengarah pada gaya belajar konstruktivisme
terlihat dari beberapa komponen pembelajarannya yaitu strategi pembelajaran,
metode pembelajaran, materi, media pembelajaran dan Penilaian pembelajaran IPS
melalui metode Peer lessons. Pelaksanaan pembelajaran IPS melalui metode peer lessons di SMP 2 KUDUS, terlihat dari
beberapa komponen pembelajaran berikut ini:
a. strategi pembelajaran yang diterapkan guru sudah sesuai dengan strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS,
Dilihat dari strategi pembelajaran menurut pendapat Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya bahwa Strategi
pembelajaran masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya
masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
tertentu. strategi pembelajaran
merupakan salah satu komponen dalam kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan oleh guru. Penggunaan
strategi pembelajaran yang efektif akan membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
b.
Penggunaan metode yang tepat akan
turut menentukan efektifitas daan efisiensi pembelajaran, sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 107). Penggunaan metode yang
bervariasi akan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktifitas
dan kreatifitas peserta didik. Penggunaan metode yang tidak bervariasi akan
mengakibatkan pembelajaran monoton dan membosankan. Apabila hal ini terjadi
peserta didik akan kehilangan minat untuk belajar IPS. Penggunaan metode
belajar yang bervariasi akan terasa lebih menggairahkan peserta didik. Metode pembelajaran yang
diterapkan adalah dengan mengkombinasikan beberapa macam metode
pembelajaran,yaitu ceramah, Peer lessons, tanya jawab, inquiry dan
penugasan, Mel siberman (2007), mengungkapkan metode pembelajaran yang baik
akan merangsang terjadinya kerjasama oleh kelompok dan meningkatkan kreativitas
peserta didik.
c.
Materi pembelajaran yang diajarkan kepada peserta didik sudah sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin dicapai, yaitu mampu menunjukan posisi geografis,
menganalisis hubungan posisi geografis dan iklim, mengidentifikasi penyebab
terjadinya perubahan musim, menyajikan informasi persebaran flora dan fauna dan
mendeskripsikan jenis-jenis tanah dan pemanfaatannya. Buku-buku paket yang
digunakan relevan dengan topic pembelajaran dan sudah sesuai dengan KTSP seperti yang di ungkapkan Nana sudjana (1989:67) bahwa
dalam menetapkan materi pelajaran ada beberapa hal yang perlu di perhatikan,
antara lain bahan harus sesuai untuk menunjang tercapainya tujuan, penetapan
bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan, dan hal yang perlu di
perhatikan dalam menetapkan bahan adalah kemampuan guru memilih bahan yang akan
di berikan pada peserta didik.,
d. Media
pembelajaran yang digunakan guru sudah memanfaatkan media TI (Teknologi
Informatika ) .Media yang digunakan guru power
point yang di visualisasikan melalui LCD, laptop, peta, globe dan modem
yang dibawa sendiri oleh peserta didik untuk mendukung presentasi, Menurut Sri Anitah (2011) bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat
atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk
menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Pengaruh positif tersebut
antara lain media dapat digunakan sebagai alat bantu yang digunakan untuk memotivasi peserta didik agar lebih
tertarik, memperjelas informasi atau pesan pelajar, memiliki fungsi memberikan
tekanan pada bagian-bagian yang penting, dan
memberi
variasi pada pengajaran. Hal tersebut sependapat dengan Hamdani (2011) media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
peserta didik, yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
e. Penilaian
pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah meliputi penilaian proses dan hasil. Depdiknas
(2007) menyebutkan poses pemberian nilai yang dicapai dengan menggunakan
kriteria tentang kompetensi yang dicapai. Kompetensi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Selanjutnya Penilaian
yang dilaksanakan guru meliputi
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses meliputi :1) Pemahaman dan keruntutan materi, 2)
Kerjasama kelompok, 3) Penggunaan media, 4) Kepercayaan diri menjadi tutor, 5)
Penampilan, 6) Dinamisasi suara. Penilaian proses yang dinilai adalah penampilan saat
menjelaskan pokok bahasan pada teman sebayanya. Penilaian hasil adalah ulangan tertulis, penilaian yang di
terapkan guru sudah sesuai dengan yang ada dalam KTSP, yaitu penilaian berbasis
kelas (PBK). Masnur muslich (2007) menyatakan bahwa PBK pada
KTSP mempunyai kekhasan sebagai berikut . a) dari klasifikasi siswa bergeser ke
pengembangan kemampuan siswa; b) lebih
cendrung kepada penilaian acuan kriteria ; c) kompentensi dan indikator menjadi
acuan ; d) menerapkan berbagai macam penilaian ; e) berupaya memberikan profil
kemampuan siswa secara lengkap ; f) mengoptimalkan kompetensi siswa.
Ketiga, Menurut Suharsimi arikunto dalam bukunya
hamdani (2011: 296) Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi
tentang bekerjanya sesuatu, dan informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk
menentukan alternative yang tepat dalam mengambil keputusan. Secara Umun
tujuan utama evaluasi dalam proses
belajar mengajar adalah mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh peserta didik sehingga tindak lanjut hasil
belajar dapat diupayakan dan dilaksanakan. (Hamdani, 2011). Evaluasi
pembelajaran melalui metode peer lessons ini dapat mengaktifkan peserta didik, peserta didik
mampu mengajarkan materi kepada temannya sebayanya menumbuhkan persaingan belajar
yang baik, peserta didik berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, menumbuhkan kreativitas dalam
belajar, mampu membuat media sendri untuk presentasi. mampu menumbuhkan
kepercayaan diri peserta didik belajar dan mampu mengungkapkan pendapat, serta
serta mampu menggali potensi pengetahuan
yang dimiliki peserta didik secara optimal.
Keempat,
terdapat kendala-kendala dalam pembelajaran IPS di SMP 2 KUDUS Kendala tersebut dapat dibedakan menjadi tiga sumber
kendala yaitu: guru, peserta didik, serta sarana dan
prasarana. Guru mengalami kesulitan pada
pengelolaan kelas, peserta didik kurang serius
dalam berlatih dan ada beberapa anggota kelompok yang
malas-malasan, peserta didik kurang
percaya diri sehingga pada waktu melakukan tutoring merasa nerveos, susah
merangkai kata –kata dalam bentuk baku, sedangkan sarana dan prasarana yang
disediakan sekolah khususnya dalam pembelajaran IPS hanya LCD, Laptop dan speaker aktif. Kendalanya adalah jaringan
internet terkadang tidak connect saat dibutuhkan. Solusi yang dilakukan guru
untuk mengatasi kendala - kendala dalam pembelajaran IPS melalui metode peer lessons yang bersumber dari guru adalah
kemampuan guru dalam mengelola kelas, guru harus benar-benar mampu mengelola
kelas atau mengkondusifkan kelas sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan
kondusif dan semua materi dapat
disampaikan secara maksimal. Kendala yang bersumber dari peserta didik dapat diatasi dengan lebih serius dalam
berlatih dan saling memberi motivasi, latihan menjadi tutor disekolah bisa
didampingi guru agar peserta didik tahu letak kesalahan dan kekurangannya,
perlu terus melatih rasa percaya diri, saling membantu dan memahami materi agar
bisa menguasai dengan baik, meningkatkan kekompakan angota kelompok agar
terpupuk rasa keberanian. Berlatih menjadi tutor agar
lebih maksimal, saling
berdiskusi dan melakukan evaluasi terhadap hasil presentasi. Kendala yang bersumber dari sarana dan
prasarana yang tidak ada dapat diatasi dengan pihak sekolah mau menyediakan
sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran IPS, khususnya
peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh peserta didik saat presentasi adalah
membawa modem sendiri.
Kelima, Dalam
penelitian ini hasil lebih luas selain keberhasilan mengaktifkan peserta didik, dapat memotivasi belajar peserta didik mampu membuat media sendiri untuk presentasi, mampu memaparkan materi
kepada temannya sendiri dengan baik,
mampu mengungkapkan pendapatnya,
memumbuhkan kreativitas dalam belajar, adalah beberapa peserta didik menjadi
senang belajar IPS dan beberapa dari peserta didik mengikuti kejuaraan seperti OSN IPS, LCC, Lomba siswa
berprestasi, LPIR IPS (Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) dan tidak kalah
hebatnya setiap event lomba peserta didik mendapat juara, baik juara tingkat
kabupaten maupun provinsi. Ini terbukti
pembelajaran IPS berhasil karena salah satunya menggunakan metode peer
lessons.
Berdasarkan hasil penelitian ini guru diharapkan untuk selalu memilih model
pembelajaran yang inovatif serta selalu berusaha membangkitkan keaktifan belajar
peserta didik dan mampu memunculkan motivasi agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal dan memuaskan.
KESIMPULAN
1.
Perencanaan
pembelajaran yang di buat guru sudah sesuai pedoman yang ada dalam kurikulum.
Adapun perangkat perencanaan pembelajaran bidang studi IPS dalam KTSP yang
dibuat guru adalah Prota, Promes, RPP, Silabus IPS. Perangkat pembelajaran (RPP) tersebut di buat secara berkelompok melalui MGMP, akan tetapi dalam pelaksanaannya guru mengembangkan sendiri karena
menggunakan pendekatan CTL. Jadi dalam pelaksanaannya menyesuaikan dengan
kondisi dan situasi di sekolah .
2.
Pelaksanaan
pembelajaran IPS di SMP 2 KUDUS, terlihat dari beberapa komponen pembelajaran
berikut ini: a) Strategi pembelajaran yang
di terapkan guru sudah sesuai dengan strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran IPS , b) Metode
pembelajaran yang diterapkan bervariasi, dalam
pelaksanaan pembelajaran guru telah mengkombinasikan beberapa macam metode
pembelajaran, yaitu metode ceramah, metode peer
lessons, metode tanya jawab, Inquiry,
dan penugasan c) Materi
pembelajaran yang di ajarkan kepada peserta didik sudah sesuai dengan
kompetensi dasar yang ingin di capai, yaitu materi dengan Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk. Buku-buku paket tersebut
relevan dengan topik pembelajaran dan sudah sesuai dengan KTSP, d). Media pembelajaran yang digunakan guru
sudah memanfaatkan media IT (Informatika Teknologi) yaitu
media audio, media visual dan media audio visual. Media lain yang di gunakan
guru adalah buku dan materi tambahan dari internet, media lain saat tampil peserta didik membawa sendiri, e) penilaian
pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah meliputi penilaian proses dan
penilaian hasil.
3. Dapat ditarik sebuah kesimpulan dari
pembelajaran IPS melalui metode peer
lessons (Tutor sebaya) seorang
guru mampu berperan sebagai fasilitator,
mediator, motivator dan model bagi
peserta didik. Peserta didik memiliki antusias yang tinggi dalam
mengikuti pembelajaran IPS melalui metode peer
lessons. Metode peer lessons ini dapat
mengaktifkan peserta didik, menumbuhkan persaingan belajar yang baik, peserta didik berlomba-lomba untuk
menjadi yang terbaik, menumbuhkan
kreativitas dalam belajar
dan mampu menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik belajar
dan mampu mengungkapkan pendapat, serta peserta didik mampu mengajarkan materi
kepada temannya sebayanya. Pembelajaran
IPS melalui metode peer lessons mampu menggali potensi pengetahuan yang
dimiliki peserta didik secara optimal.
4. Kendala-kendala dan solusi dalam pembelajaran IPS di SMP 2
Kudus dapat dibedakan menjadi tiga sumber, yaitu : a) guru mengalami kesulitan
pada pengelolaan kelas, b) peserta didik
masih merasa kurang percaya diri sehingga pada waktu presentasi merasa nerveous,
lupa materi, kurang percaya
diri, kekompakan
anggota kelompok yang masih kurang, kemampuan dinamisasi suara yang kurang, dan kurang bisa memaparkan materi c)
sarana dan prasarana sekolah khususnya dalam pembelajaran IPS kurang memadai.
Beberapa cara untuk mangatasi kendala dalam pembelajaran IPS
melalui
metode peer lessons di SMP 2 Kudus di
sesuaikan dengan kendala yang di hadapi. Kendala yang berasal dari guru, yaitu guru mengalami
kesulitan pada pengelolaan kelas dapat di atasi dengan
kemampuan guru dalam mengontrol dan mengelola kelas, sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan kondusif dan semua materi dapat di sampaikan secara
maksimal. Kendala dalam pembelajaran IPS yang bersumber dari peserta didik
dapat di atasi dengan lebih serius dalam berlatih menjadi tutor yang benar dan saling memberi motivasi agar tidak malu dan nervous lagi, meminta pengarahan lebih
lanjut dari guru diluar jam pelajaran
agar peserta didik tahu letak kesalahan dan kekurangannya dalam
melakukan tutoring, perlu terus melatih rasa percaya diri, saling membantu
dalam memahami materi agar bisa
menguasai pelajaran, meningkatkan
kekompakan anggota kelompok agar terpupuk rasa keberanian, saling membantu mencari informasi tambahan dan
media dan melakukan evaluasi terhadap hasil penampilan. Kendala
pembelajaran IPS yang di sebabkan oleh sarana dan prasana yang saat dibutuhkan tidak bisa digunakan dapat di atasi dengan membawa media /peralatan
sendiri.
5. Hasil yang dicapai pembelajaran IPS
melalui metode peer lessons adalah selain dapat menumbuhkan kreativitas, rasa
percaya diri, semangat belajar IPS, memotivasi
belajar peserta didik, Peserta didik berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Pembelajaran IPS melalui metode
peer lessons bukan sekedar menghapal
namun mampu mengali pengetahuannya sendiri serta mampu menyampaikan
materi kepada temannya sendiri. Hasil lebih luas dari keberhasilan mengaktifkan
peserta didik adalah beberapa peserta didik menjadi senang pelajaran IPS dan
beberapa dari peserta didik mengikuti beberapa kejuaraan. seperti OSN IPS, LCC,
Lomba siswa berprestasi, LPIR IPS
(Lomba Penelitian Ilmiah Remaja) dan
meraih juara tidak hanya di tingkat Kabupaten tetapi di tingkat provinsi.
SARAN
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepala sekolah hendaknya menyediakan fasilitas untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran IPS di sekolah. Oleh karena itu adanya fasilitas
dalam pembelajaran IPS akan lebih menunjang keberhasilan pembelajaran sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Guru IPS hendaknya agar selalu berusaha menjadi guru yang profesional
dengan cara terus mempelajari model – model pembelajaran inovatif agar tetap mampu mempertahankan keprofesionalannya dalam mengajar dan mampu memilih strategi, metode, materi, media, dan penilaian yang
tepat dalam pembelajaran.
3. Peserta didik disarankan perlu menambah pengalamannya dengan menambah
pengetahuan melalui buku – buku IPS atau informasi melalui internet. Juga disarankan kepada pesera didik untuk lebih serius dalam belajar dan
meningkatkan kekompakkan anggota kelompok karena adanya kekompakan anggota dan
terus belajar memahami materi dengan yang serius akan meningkatkan hasil yang
maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Anita.
Lie. 2007. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Arends, R.I. 1997. Classroom Instruction and management. New jersey: The MC.Graw Hill Companies, Inc.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.bandung; Pustaka setia.
Joyce and Weil.1986. Model of Teaching. New Jersey: Pretice Hall
Masnur,
dkk 2007. Dasar-dasar Interaksi Belajar
Mengajar. Jakarta: Jemmars
Moleong. Lexy. 1994. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa.E. 2008.Menjadi Guru
Profesional.Bandung:Remaja
rosdakarya.
Mulyasa.E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karalteristik, dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nunun, Sumantri. Dalam Depdiknas.2007. Model
Pembelajaran Terpadu IPS. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah:
Jakarta.
Oemar Hamalik,2008. Media
Pendidikan.Bandung: Aditiya Bakti
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Roestiyah, N.K. 2008. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya.
Wina.2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Silberman, Mel. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran
Aktif. Penerjemah Sarjuli dkk. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sri
Anitah. 2011. Media Pembelajaran.Surakarta:
UNS Press.
Sugiyono, Memahami penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 20012.
Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta
: Bumi Aksara
Trianto. 2007. Model
pembelajaran terpadu dalam teori dan praktek, Surabaya: Prestasi pustaka.
Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Manusia
BIODATA
Nama : Eni
kuswati, S.Pd, M.Pd
Tempat, tanggal lahir : Cirebon, 12 Desember 1975
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status
: Menikah
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : GURU PNS
Instansi :
SMP 2 KUDUS
Alamat Rumah : Desa Ngembal Kulon, Dukuh Krasak RT
05/I
Kec.Jati Kab.
Kudus Jawa Tengah
Telp/HP (0858 6669 2221)
E-mail
: enikuswati_smp2kudus@yahoo.co.id