SEMINAR DAN LOKAKARYA KERATON KASEPUHAN CIREBON

SEMINAR DAN LOKA KARYA NASIONAL
BUDAYA KEARIFAN LOKAL SEBAGAI SUMBER BEALAJAR
DAN REVITALISASI PERAN PEMBELAJARAN IPS DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
KERATON KASEPUHAN
CIREBON 25 SEPTEMBER 2016


FOGIPSI.OR.ID Cirebon Seminar dan Loka karya Nasional yang diselenggarakan oleh DPN FOGIPSI dan DPW Jawa Barat ketua Enang Cuhendi dengan panitia pelaksana bekerja sama dengan panitia laskar macan ali, yg bertempat di gedung agung pagelaran keraton kasepuhan Cirebon Jawa Barat. seminar yg luar biasa diawali dengan persiapan dengan perbincangan singkat mengenai fogipsi kedepan di lanjutkan acara penjemputan sultan pra arif natadingrat menuju lokasi, pembuka gending cirebon dan tarian tradisional keraton pakungwati. Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arif Natadiningrat SE dalam acara Seminar dan Lokakarya Nasional bertajuk Budaya Kearifan Lokas Sebagai Sumber Belajar dan Revitalisasi Peran Pembelajaran IPS Dalam Pembentukan Karakter Bangsa di Bangsal Dalem Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon, Minggu (25/9/2016). “Jangan sampai nanti anak-anak kita tidak mengerti tentang budaya dan sejarah bangsa kita, apalagi sampai tidak mengenal tokoh-tokoh Bangsa Indonesia, tapi malah mengenal tokoh-tokoh dari luar negeri,” tandas Arif. Dan hal seperti ini, katanya, sedikit banyaknya sudah terjadi kepada anak-anak kita yang lebih mengenal tokoh-tokoh dari bangsa lain ketimbang tokoh dari bangsanya sendiri. Diktakannya, saat ini siswa sudah banyak yang tidak mengenal sejarah budaya bangsanya sendiri dan malah bangga dengan budaya dari luar. “Hal ini sepertinya juga tidak hanya terjadi dengan anak-anak kita saja tapi mungkin juga dari guru-guru IPS kemungkinan tidak mengetahui sejarah budaya Indonesia,” ucap Arif. Diungkapnnya, dua hari lalu dirinya telah mengunjungi ketua DPR RI dan melakukan kunjungan ke Istana Presiden untuk memperjuangkan lokakarya budaya ini menjadi materi khusus dalam pembelajaran IPS yang tujuannya agar siswa dapat memahami tentang budaya-budaya Indonesia. Dalam kesempatan itu, Sultan sempat bertanya kepada guru-guru IPS yang saat itu hadir diantaranyaa dari wilayah makasar, palembang , Jawa Barat, Jawa Tengah yang tergabung dalam FOGIPSI dengan dihadiri peserta 450 an, tentang sejarah hubungan Cirebon dengan Jakarta, dengan Banten dan Demak berawal seperti apa dan bagaimana. Sultan Arif saat memberikan kata sambutan di acara seminar Nasional, (Foto Daryo Susmanto) Sultan hanya tersenyum saat para guru IPS se-Kota Cirebon tidak ada yang mengetahui soal pertanyaannya. “Saya yakin tidak semua guru-guru IPS ini paham dengan sejarah yang tadi saya sebutkan,” katanya sambil tersenyum. Ia kemudian mengupas sedikit tentang sejarah yang berkaitan hubungan antara Jakarta, Banten dan Demak dalam sejarah Keraton Kasepuhan. Usai memberikan sambutannya, Sultan Arif langsung membuka acara Seminar dan Lokakarya Nasional dan memberikan piagam kepada pembicara serta menyematkan pin dan pengalungan ke peserta yang diwakilkan oleh peserta dari FOGIPSI. Adapun seminar ini merupakan ide dewan kehormatan fogipsi Prabu Diaz Mahadewa dan sekjen fogipsi Eni Kuswati yg saat ini mengabdi di smp 2 kudus. Bertindak sebagai pemateri dalam Seminar dan Lokakarya Nasional tersebut ini, hadir Dosen Unswagati Cirebon Dr. Iin wariin Basari, Dosen UPI Bandung Prof. Dr. H. Nana Supriatna M.Ed, GMO BMT CSI Group Solihin, SE dan Andi Wijaya dengan di moderatori oleh Deny Rochman, smp 4 Cirebon.

Postingan populer dari blog ini

Karateristik Budaya Dalam Interaksi sosial