SEJARAH KOIN-KOIN CINA

KOIN -KOIN CINA 


Sepatutnya, kita berterima kasih kepada bangsa Tiongkok yang secara langsung telah membantu dalam merekonstruksi grand design kesejarahan nasional kita. Tak satu orangpun menyadari, dan bahkan para arkeolog sekalipun enggan untuk mengeksplorasi koin-koin sebagai obyek penelitiannya. Mereka terlalu sibuk dengan situs-situs besar dan asyik mencari peninggalan-peninggalan yang relatif lebih menunjukkan identitas sebuah kerajaan tertentu. Mereka lupa, bahwa Indonesia lebih membutuhkan realitas kesejarahan yang tersistemasi dan sudah tersusun secara naratif dalam catatan-catatan lama yang bisa ditelusuri secara empirik. Contohnya adalah koin-koin Cina yang keberadaannya di Nusantara hampir bersamaan dengan koin yang pertama kali di terbitkan di sana, yaitu di akhir pemerintahan Dinasti Zhou (lihat tabel). Ini bukan spekulasi kesejarahan, karena setiap koin yang terbit di dunia semuanya tercatat secara kronologis, sehingga siapapun tidak bisa menggugat eksistensi sebuah koin yang dikaitkan kepada sebuah peristiwa kesejarahan tertentu.

Keberadaan bangsa Tiongkok di Nusantara bisa ditelusuri keberadaannya bukan hanya berdasarkan kronik yang dibuat oleh Fa Hien di awal abad ke 5, melainkan jauh sebelum itu, yaitu sejak berdirinya Dinasti Wu, yang dalam sejarah Tiongkok termasuk pada salah satu The Three Kingdoms. Yang patut disyukuri dari koin Cina adalah, koin-koin itu turut membentuk kharakteristik koin-koin yang diterbitkan oleh kerajaan atau kesultanan di Nusantara pada waktu itu – selain keberadaannya yang sistematis berdasarkan urutan kedinastian yang berlaku di Tiongkok. Dalam sejarahnya, beberapa kerajaan besar di Nusantara terbukti telah melakukan impor koin Cina secara besar-besaran, terutama di era kerajaan Majapahit. Sebagai masyarakat yang bingung sejarah, dapat dimaklumi kalau mereka (atau kita) merasa tidak nyaman terhadap eksistensi bangsa lain dengan dominasinya yang dianggap mengancam jati diri bangsa Indonesia. Tetapi bagi yang paham sejarah, monopoli dan dominasi tidak pernah ada di sekitar kita. Karena yang ada hanyalah persoalan iri hati dan tidak mampu membangun mental berkompetisi yang sehat. Bagi saya pribadi, etnis Tionghoa adalah sahabat dan juga saudara saya sendiri.

Tiga realitas sejarah mengenai nenek-moyang bangsa Tiongkok:
1. Mereka adalah pihak yang pertama kali menemukan "kepribumian" bangsa Nusantara, dan kemudian mempublikasikannya ke seluruh dunia melalui kronik Fa Hien (Fa Hsien) yang terkenal. Di awal abad ke 5.
2. Sejak pertengahan abad 17 sampai awal abad 19 sebagian besar warga Batavia adalah budak, sementara, sisa penduduknya nyaris sebagian besarnya lagi adalah beretnis Tionghoa. Masih berani mengaku-aku pribumi Betawi?
3. Ditemukan banyak koin Wu Shu yang tersebar di Indonesia, dan hampir secara merata di banyak pulau besar. Dan itu adalah koin yang diterbitkan di tahun 25 Sebelum Masehi. #SP

Postingan populer dari blog ini

Karateristik Budaya Dalam Interaksi sosial